8 Jenis Penyakit Yang Membuat Penderitanya Jadi Manusia Super


Ada 8 ( delapan ) katagori penyakit yang bikin penderitanya jadi manusia super: 

1. Photographic memory

Pernah dengar orang dengan kemampuan yang disebut "photographic memories". Biasanya kita menggunakan istilah ini untuk menyebut seseorang yang memiliki kemampuan diatas rata-rata untuk mengingat informasi mengenai masa lalu atau lingkungan sekitar. Hal ini pernah di demonstrasikan oleh Stephen Wiltshire, benar-benar anugrah yang langka dan luar biasa. Wiltshire adalah seorang autistic savant dan orang-orang yang mengenalnya menyebutnya “kamera hidup”. Waktu dia berusia 11 tahun dia menggambar representasi yang sempurna dari kota London dilihat dari atas setelah dia naik helikopter, detail sampai ke jumlah jendela di tiap-tiap bangunan di kota London.


2. Tertiary Neurosyphilis

Tertiary neurosyphilis, sipilis paling menarik dari sudut pandang kultural, Saat-saat sebelum serangan kelumpuhan, penderita mengalami delusions od grandeur (rasa percaya diri bahwa dirinya sangat kuat dan penting), merasa bahwa dia mengerti segala-galanya, perasaan bahwa dia hampir menemukan sesuatu yang monumental yang akan mengubah sejarah dunia selamanya, rasanya pembuluh darahnya dialiri kekuatan Tuhan. Karena tahap awal dari penyakit ini kekuatannya lemah, penderita yang seorang seniman mungkin akan menghasilkan karya seni yang mencerminkan sikap pandang. Bob Summers merasa bahwa “King of Tetch” adalah salah satunya. Wilhelm Reich merasa bahwa dia telah membuka rahasia jagad raya dengan penemuan energi orgone, sesuatu yang sekarang diakumulasikan dalam kotak orgone nya, yang membuat pembangkit listik tidak diperluakn. Hayden merasa Ninth Symphony nya Beethoven dikomposisikan dalam keadaan tersebut, setelah sipilis melumpuhkan pendengaran Beethoven dan dalam proses melumpuhkan otaknya juga. “Seid umschlungen Millionen!” puisi yang menakjubkan dari Schiller identik dengan indahnya musical score milik Beethoven, paling tidak, berkaitan dengan Ode to Joy chorus. Proses otak mengalami kelumpuhan pada penderita sipilis jenis ini digambarkan seperti bola lampu, yang menyala sangat terang sebelum akhirnya mati.


3. Synesthesia

Synesthesia merupakan sensasi yang ditimbulkan pada sebuah indera ternyata dipengaruhi bahkan bisa bercampur dengan indera yang lain (ingat bukan sensasi jorok tapi sensasi yang positif). Contohnya adalah, kita sering menyebut “musiknya keras” atau ”musiknya lembut” padahal musik ‘kan fungsi indera telinga sedangkan keras atau lembut ’kan ga ada hubungannya dengan telinga, atau kata lain seperti “wajahnya menggairahkan” (eiitss jangan berpikir nakal), “suaranya merdu” (yang ini mah bukan synesthesia) atau "suasananya hijau" (yang ini agak lebay, tapi penderita synesthesia biasanya mengasosiasikan warna hijau dengan kedamaian), hal ini sering disebut synesthetic. Semua orang sebenarnya mempunyai potensi untuk mempunyai kemampuan synesthesia, akan tetapi kemudian hilang saat kita bertambah besar, sedangkan untuk sedikit orang synesthesia justru semakin kuat saat mereka tumbuh menjadi lebih tua. Kebanyakan dari mereka tidak menyadari hal ini


4. Savantism without major autistic impairments.

Daniel Paul Tammet adalah autistic savant dari Inggris dengan fasilitas untuk masalah matematis, sequence memory, dan pembelajaran bahasa natural. Sejak lahir dia menderita epilepsi. Pengalaman nomor sebagai warna sudah dijelaskan sedikit di atas, tapi Tammet memiliki keunikan bagaimana spesifik dan detailnya mental imagery yang dimilikinya tentang nomor. Dia mengatakan bahwa di dalam pikirannya setiap nomor, lebih dari 10000, memiliki bentuk unik dan rasa, dan dia bisa mendeteksi apakah nomor itu prima atau komposit dan juga melihat hasil dari perhitungan sebagai pemandangan dalam pikirannya. Dia telah menggambarkan gambaran visualnya dari angka 289 sebagai angka yang buruk rupa, 333 sebagai angka yang menarik, dan pi sangat cantik.
Tammet memegang rekor untuk mengingat dan menyebutkan pi sampai 22,514 digit dalam waktu 5 jam.


5. Temporal Lobe Epilepsy

Orang yang menderita temporal lobe epilepsy merasa dunia dengan cara yang sangat berbeda dari orang kebanyakan. Peneliti pertama yang mencatat pengalaman tidak wajar dari penyakit ini adalah neurologist Norman Geschwind, yang mencatat pemetaan gejala, termasuk hypergraphia(keinginan mendesak untuk menulis), hyperreligiosity(sangat religius), fainting spells, mutism(mampu bicara tapi tidak bisa bicara) and pedantism(kesombongan ilmiah), sering secara umum disebut sebagai sindrom Geschwind. Vilayanur S. Ramachandran mengeksplorasi neural basis dari hyperreligiosity yang terlihat di TLE menggunakan galvanic skin response (metode yang digunakan untuk mengukur ketahanan kulit thd listrik), yang mengukur respon emosional, untuk menentukan apakah hyperreligiosity terlihat di TLE dikarenakan peningkatan respon emosi secara keseluruhan, atau peningkatan hanya spesifik pada stimuli religi saja. (Ramachandran and Blakeslee, 1998).


6. Congenital Insensitivity to Pain (CIPA)

Adalah kondisi yang sangat jarang dimana orang tidak bisa merasakan rasa sakit. Persepsi dan sensasi berjalan normal, misal mereka masih bisa merasakan sentuhan yang berbeda, dan tidak bisa dideteksi ketidaknormalan secara fisik. Penderita sering mengalami kerusakan di bagian rongga mulut (misal jika ujung lidah tergigit) atau patah tulang. Infeksi yang tidak diketahui dan kerusakan kornea mata juga sering terjadi karena ada obyek asing yang masuk mata mereka tapi tidak disadari.


7. Persistent Sexual Arousal Syndrome (PSAS)

Persistent Sexual Arousal Syndrome menyebabkan rangsangan genital yang spontan dan konstan, dengan atau tanpa orgasme atau rangsangan genital, tidak berhubungan dengan hasrat seksual atau perasaan semacamnya. Pertama kali didokumentasikan oleh Dr. Sandra Leiblum tahun 2001, hanya sekarang dikarakterisasikan sebagai sindrom yang berbeda di literatur medis. Secara khusus, ini tidak berhubungan dengan *********, kadang dikenal sebagai nymphomania atau satyriasis. Selain sangat jarang, kondisi ini juga banyak yang tidak dilaporkan karena penderita merasa malu.

Physical arousal disebabkan oleh sindrom ini bisa sangat intens dan tahan sampai jangka waktu yang lama. Orgasme kadang hanya memberikan kepuasan sementara, tapi dalam hitungan jam gejala akan muncul kemabli. Gejala bisa mengganggu konsentrasi pekerjaan sehari-hari. Beberapa situasi, seperti naik kendaraan bermotor, getaran HP bahkan pergi ke toilet bisa menyebabkan sindrom ini tak terkendali.


8. Hypergraphia

Hypergraphia adalah rasa mendesak untuk menulis. Bukan kelainan tersendiri, tapi bisa diasosiasikan dengan temporal lobe changes pada epilepsi. Beberapa area otak mengatur aksi tulis menulis. Gerakan fisik tangan dikontrol oleh cerebral cortex yang termasuk bagian luar lapisan otak. Keinginan menulis sebaliknya dikontrol oleh sistem limbic, cluster sel berbentuk cincin yang ada di bagian dalam cortex yang menagtur emosi, insting bersosialisasi, dan inspirasi dan juga mengatur kebutuhan manusia untuk berkomunikasi. Kata-kata dan ide dimengerti oleh temporal lobe di belakang telinga, dan temporal lobe ini berhubungan dengan sistem limbic. Ide diorganisir dan diedit di frontal lobe otak. Cedera tempral lobe juga menyebabkan epilepsi. Hypergraphia tidak selalu terjadi pada temporal lobe epilepsy. Saat ini, hypergraphia diketahui disebabkan oleh perubahan aktifitas brainwave di temporal lobe.

comment 0 comments:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger